Jagalah pandangan mata anda dari perkara yang diharamkan Allah.
“Mata bisa berzina, hati bisa berzina. Zinanya mata adalah memandang (perkara haram), sedangkan zinanya hati adalah mengharapkan (perkara haram). Sementara kemaluan bisa mengajak atau mengingkari berbuat zina” (HR. Ahmad)
Jangan sekali-kali anda berduaan dengan seorang perempuan. Hendaknya anda menjauhi majelis yang mencampur adukkan antara laki-laki dan perempuan.
“Jangan sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan seorang perempuan kecuali bersama dengan mahramnya” (HR. Bukhari)
Jika anda telah menikah maka lampiaskan hawa nafsu anda pada perkara yang halal
“Jika salah seorang di antara kalian tertarik dengan perempuan lain, kemudian keberadaan perempuan itu membekas di hatinya, maka hendaklah dia segera menemui istrinya lalu menggaulinya. Karena tindakan ini akan menghapus perkara yang tidak patut dalam dirinya” (HR. Muslim)
Kenapa anda tidak memanfaatkan nasehat yang dianjurkan oleh Allah agar menjaga diri dari perbuatan dosa
“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian dirinya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya” (QS. An-Nur: 33 )
Kenapa anda tidak mencoba untuk mempraktekkan pesan Rasulullah
“Barangsiapa yang sudah memenuhi syarat untuk menikah, maka segeralah menikah, karena menikah akan dapat menundukkan pandangan, dan menjaga kemaluan. Sebaliknya, barang siapa yang belum memenuhi syarat untuk menikah, maka hendaklah dia berpuasa, karena puasa adalah perisai” (HR. Bukhari)
Kenapa anda tidak menghentikan 3 usaha setan yang biasa digunakan untuk memperdayakan manusia. Adapun 3 usaha tersebut adalah :
Memandang. Karena itulah bila anda ingin menghindar dari tipu daya setan ini, hendaklah anda selalu sibuk meneliti segala kekurangan dalam diri anda dan amal-amal yang telah anda kerjakan.
Kenyang. Karena itulah bila anda ingin menghindar dari tipu daya setan ini, hendaklah anda berpuasa sesuai dengan kemampuan anda.
Berpikir. Karena itulah bila anda ingin menghindar dari tipu daya setan ini, hendaklah anda meresapi firman Allah, “Tidakkah seorang mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?” (QS. Al-Alaq: 14)
Kenapa anda tidak ingin membayangkan pada suatu hari dimana anda sedang duduk bersama-sama dengan putra-putri anda, kemudian ketika berada ditengah-tengah mereka dengan bangga anda mengatakan, “Wahai anak-anakku, ayah kalian adalah seorang laki-laki sejati. Hawa nafsu tidak sanggup menundukkan ayah untuk berbuat keji”
Sabtu, 19 Juli 2008
Kamis, 17 Juli 2008
Dengan Mengingat Allah Hati Menjadi Tenang
Kejujuran itu kekasih Allah. Keterusterangan merupakan sabun pencuci hati. Pengalaman itu bukti. Dan seorang pemandu jalan tak akan membohongi rombongannya. Tidak ada satu pekerjaan yang melegakan hati dan lebih agung pahalanya, selain berdzikir kepada Allah.
*Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu* (QS. Al-Baqarah: 152)
Berdzikir kepada Allah adalah surga Allah di bumi-Nya. Maka siapa yang tak pernah memasukinya, ia tidak akan dapat memasuki surga-Nya di akhirat kelak. Berdzikir kepada Allah merupakan penyelamat jiwa dari pelbagai kerisauan, kegundahan, kekesalan dan goncangan. Dan dzikir merupakan jalan pintas paling mudah untuk meraih kemenangan dan kebahagiaan hakiki. Untuk melihat faedah dan manfaat dzikir, coba perhatikan kembali beberapa pesan wahyu Ilahi. Dan cobalah mengamalkannya pada hari-hari anda, niscaya anda akan mendapat kesembuhan.
Dengan berdzikir kepada Allah, awan ketakutan, kegalauan, kecemasan dan kesedihan akan sirna. Bahkan, dengan berdzikir kepada-Nya segunung tumpukan beban kehidupan dan permasalahan hidup akan runtuh dengan sendirinya.
Tidak mengherankan bila orang-orang yang selalu mengingat Allah senantiasa bahagia dan tentram hidupnya. Itulah yang memang seharusnya terjadi. Adapun yang sangat mengherankan adalah bagaimana orang-orang yang lalai dari berdzikir kepada Allah itu justru menyembah berhala-berhala dunia. Padahal,
*(berhala-berhala) itu mati tidak hidup dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembah dibangkitkan)* (QS. An-Nahl: 21)
Wahai orang yang mengeluh karena sulit tidur, yang mengangis karena sakit, yang bersedih karena sebuah tragedi, dan yang berduka karena musibah, sebutlah nama-Nya yang kudus! Betapapun,
*Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)* (QS. Maryam: 65)
Semakin banyak anda mengingat Allah, pikiran anda akan semakin terbuka, hati anda semakin tentram, jiwa anda semakin bahagia, dan nurani anda semakin damai sentosa. Itu, karena dalam mengingat Allah terkandung nilai-nilai ketawakalan kepada-Nya, keyakinan penuh kepada-Nya, ketergantungan diri hanya kepada-Nya, kepasrahan kepada-Nya, berbaik sangka kepada-Nya, dan pengharapan kebahagiaan dari-Nya. Dia senantiasa dekat ketika si hamba berdoa kepada-Nya, senantiasa mendengar ketika diminta, dan senantiasa mengabulkan jiwa dimohon. Rendahkan dan tundukkan diri anda ke hadapan-Nya, lalu sebutlah secara berulang-ulang nama-Nya yang indah dan penuh berkah itu dengan lidah anda sebagai pengejewantahan dari ketauhidan, pujian, doa, permohonan dan permintaan ampunan anda kepada-Nya.
Dengan begitu, niscaya anda – berkat kekuatan dan pertolongan dari-Nya – akan mendapatkan kebahagian, ketentraman, ketenangan, cahaya penerang dan kegembiraan. Dan,
*Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia, dan pahala yang baik di akhirat* (QS. Ali Imran: 148)
*Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu* (QS. Al-Baqarah: 152)
Berdzikir kepada Allah adalah surga Allah di bumi-Nya. Maka siapa yang tak pernah memasukinya, ia tidak akan dapat memasuki surga-Nya di akhirat kelak. Berdzikir kepada Allah merupakan penyelamat jiwa dari pelbagai kerisauan, kegundahan, kekesalan dan goncangan. Dan dzikir merupakan jalan pintas paling mudah untuk meraih kemenangan dan kebahagiaan hakiki. Untuk melihat faedah dan manfaat dzikir, coba perhatikan kembali beberapa pesan wahyu Ilahi. Dan cobalah mengamalkannya pada hari-hari anda, niscaya anda akan mendapat kesembuhan.
Dengan berdzikir kepada Allah, awan ketakutan, kegalauan, kecemasan dan kesedihan akan sirna. Bahkan, dengan berdzikir kepada-Nya segunung tumpukan beban kehidupan dan permasalahan hidup akan runtuh dengan sendirinya.
Tidak mengherankan bila orang-orang yang selalu mengingat Allah senantiasa bahagia dan tentram hidupnya. Itulah yang memang seharusnya terjadi. Adapun yang sangat mengherankan adalah bagaimana orang-orang yang lalai dari berdzikir kepada Allah itu justru menyembah berhala-berhala dunia. Padahal,
*(berhala-berhala) itu mati tidak hidup dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembah dibangkitkan)* (QS. An-Nahl: 21)
Wahai orang yang mengeluh karena sulit tidur, yang mengangis karena sakit, yang bersedih karena sebuah tragedi, dan yang berduka karena musibah, sebutlah nama-Nya yang kudus! Betapapun,
*Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)* (QS. Maryam: 65)
Semakin banyak anda mengingat Allah, pikiran anda akan semakin terbuka, hati anda semakin tentram, jiwa anda semakin bahagia, dan nurani anda semakin damai sentosa. Itu, karena dalam mengingat Allah terkandung nilai-nilai ketawakalan kepada-Nya, keyakinan penuh kepada-Nya, ketergantungan diri hanya kepada-Nya, kepasrahan kepada-Nya, berbaik sangka kepada-Nya, dan pengharapan kebahagiaan dari-Nya. Dia senantiasa dekat ketika si hamba berdoa kepada-Nya, senantiasa mendengar ketika diminta, dan senantiasa mengabulkan jiwa dimohon. Rendahkan dan tundukkan diri anda ke hadapan-Nya, lalu sebutlah secara berulang-ulang nama-Nya yang indah dan penuh berkah itu dengan lidah anda sebagai pengejewantahan dari ketauhidan, pujian, doa, permohonan dan permintaan ampunan anda kepada-Nya.
Dengan begitu, niscaya anda – berkat kekuatan dan pertolongan dari-Nya – akan mendapatkan kebahagian, ketentraman, ketenangan, cahaya penerang dan kegembiraan. Dan,
*Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia, dan pahala yang baik di akhirat* (QS. Ali Imran: 148)
Ambil Madunya, Tapi Jangan Hancurkan Sarangnya!
Dimanapun kelembutan itu berada, ia akan menghiasi tempat itu. Demikian halnya bila ia dicabut dari suatu tempat, ia akan mengotorinya. Kelembutan tutur kata, senyuman tulus dari bibir, dan sapaan-sapaan hangat yang terpuji saat bersua merupakan hiasan-hiasan yang selalu dikenakan oleh orang-orang yang mulia.
Semua itu merupakan sifat seorang mukmin yang akan menjadikannya seperti seekor lebah; makan dari makanan yang baik dan menghasilkan madu yang baik. Dan bila hinggap pada setangkai bunga, ia tidak pernah merusaknya. Semua itu terjadi karena Allah menganugerahkan pada kelembutan sesuatu yang tidak Dia berikan kepada kekerasan.
Di antara manusia terdapat orang-orang “istimewa” yang membuat kepala tunduk hormat menyambut kedatangannya, banyak massa berjubel ingin melihat mukanya, banyak hati bersimpati kepadanya dan banyak jiwa memujanya. Dan mereka itu tak lain adalah orang-orang yang banyak dicintai dan dibicarakan manusia dikarenakan kedermawanan dan keserakahannya, kejujurannya dalam berjual beli, serta keramahan dan sopan santunnya dalam bergaul.
Mencari banyak teman merupakan tuntunan dalam hidup yang selalu dicontohkan oleh orang-orang terhormat dikarenakan akhlak dan perilakunya yang terpuji. Mereka itulah orang-orang yang selalu berada ditengah-tengah kerumunan manusia dengan senyum merekah, keramahan yang menentramkan dan sopan santun yang menyejukkan. Dan karena itu, mereka selalu ditanyakan dan didoakan ketika tak terlihat.
Orang-orang yang bahagia memiliki tuntunan akhlak yang secara garis besar tercakup dalam slogan :
*Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia* (QS. Fushshilat: 34)
Begitulah, mereka dapat memupuskan rasa dengki dengan emosi yang terkendali, kesabaran yang menyejukkan, dan kemudahan memaafkan yang menentramkan. Mereka adalah orang-orang yang mudah melupakan kejahatan dan mudah mengingat kebaikan orang lain. Karena itu, tatkala kata-kata kotor dan keji terlontar untuk mereka, telinga mereka tidak akan pernah memerah dibuatnya. Bahkan mereka memandang kata-kata itu sebagai angin lalu yang tak akan pernah kembali.
Mereka itulah orang-orang yang selalu berada dalam kedamaian, orang-orang yang berada disekitar mereka merasa aman, dan kaum muslimin yang bersama mereka pun merasa tentram.
*Orang muslim adalah orang yang jika orang muslim lainnya tidak merasa terganggu oleh lisan dan tangannya. Sedangkan orang mukmin adalah orang yang membuat orang lain merasa aman terhadap darah dan hartanya* (Al-Hadist)
*Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk menyambung tali silaturahmi pada orang yang memutuskan silaturahmi denganku. Aku diperintahkan untuk mengampuni orang yang berlaku zalim terhadapku dan memberi kepada orang yang tidak pernah memberi kepadaku* (Al-Hadist)
*Dan, orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)* (QS. Ali-Imran: 134)
Sampaikan kabar gembira kepada mereka bahwa balasan Allah atas keteduhan, ketentraman, dan kedamaian mereka adalah akan disegerakan.
Sampaikan pula sebuah kabar gembira kepada mereka bahwa mereka juga akan mendapatkan balasan besar di akhirat berupa surga-surga dan sungai-sungai yang indah di sisi Rabb mereka kelak. Yakni,
*Di tempat yang disenangi di sisi Rabb Yang Berkuasa* (QS. Al-Qamar: 55)
Semua itu merupakan sifat seorang mukmin yang akan menjadikannya seperti seekor lebah; makan dari makanan yang baik dan menghasilkan madu yang baik. Dan bila hinggap pada setangkai bunga, ia tidak pernah merusaknya. Semua itu terjadi karena Allah menganugerahkan pada kelembutan sesuatu yang tidak Dia berikan kepada kekerasan.
Di antara manusia terdapat orang-orang “istimewa” yang membuat kepala tunduk hormat menyambut kedatangannya, banyak massa berjubel ingin melihat mukanya, banyak hati bersimpati kepadanya dan banyak jiwa memujanya. Dan mereka itu tak lain adalah orang-orang yang banyak dicintai dan dibicarakan manusia dikarenakan kedermawanan dan keserakahannya, kejujurannya dalam berjual beli, serta keramahan dan sopan santunnya dalam bergaul.
Mencari banyak teman merupakan tuntunan dalam hidup yang selalu dicontohkan oleh orang-orang terhormat dikarenakan akhlak dan perilakunya yang terpuji. Mereka itulah orang-orang yang selalu berada ditengah-tengah kerumunan manusia dengan senyum merekah, keramahan yang menentramkan dan sopan santun yang menyejukkan. Dan karena itu, mereka selalu ditanyakan dan didoakan ketika tak terlihat.
Orang-orang yang bahagia memiliki tuntunan akhlak yang secara garis besar tercakup dalam slogan :
*Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia* (QS. Fushshilat: 34)
Begitulah, mereka dapat memupuskan rasa dengki dengan emosi yang terkendali, kesabaran yang menyejukkan, dan kemudahan memaafkan yang menentramkan. Mereka adalah orang-orang yang mudah melupakan kejahatan dan mudah mengingat kebaikan orang lain. Karena itu, tatkala kata-kata kotor dan keji terlontar untuk mereka, telinga mereka tidak akan pernah memerah dibuatnya. Bahkan mereka memandang kata-kata itu sebagai angin lalu yang tak akan pernah kembali.
Mereka itulah orang-orang yang selalu berada dalam kedamaian, orang-orang yang berada disekitar mereka merasa aman, dan kaum muslimin yang bersama mereka pun merasa tentram.
*Orang muslim adalah orang yang jika orang muslim lainnya tidak merasa terganggu oleh lisan dan tangannya. Sedangkan orang mukmin adalah orang yang membuat orang lain merasa aman terhadap darah dan hartanya* (Al-Hadist)
*Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk menyambung tali silaturahmi pada orang yang memutuskan silaturahmi denganku. Aku diperintahkan untuk mengampuni orang yang berlaku zalim terhadapku dan memberi kepada orang yang tidak pernah memberi kepadaku* (Al-Hadist)
*Dan, orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)* (QS. Ali-Imran: 134)
Sampaikan kabar gembira kepada mereka bahwa balasan Allah atas keteduhan, ketentraman, dan kedamaian mereka adalah akan disegerakan.
Sampaikan pula sebuah kabar gembira kepada mereka bahwa mereka juga akan mendapatkan balasan besar di akhirat berupa surga-surga dan sungai-sungai yang indah di sisi Rabb mereka kelak. Yakni,
*Di tempat yang disenangi di sisi Rabb Yang Berkuasa* (QS. Al-Qamar: 55)
Iman Adalah Kehidupan
Orang-orang yang sesungguhnya paling sengsara adalah mereka yang miskin iman dan yang mengalami krisis keyakinan. Mereka ini, selamanya akan berada dalam kesengsaraan, kepedihan, kemurkaan, dan kehinaan.
*Dan, barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit* (QS. Thaha: 124)
Tak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersihkannya, menyucikannya, membuatnya bahagia, dan mengusir kegundahan darinya, selain keimanan yang benar kepada Allah swt, Rabb semesta alam. Singkatnya, kehidupan akan terasa hambar tanpa iman.
Dalam pandangan para pembangkang Allah yang sama sekali tidak beriman, cara terbaik untuk menenangkan jiwa adalah dengan bunuh diri. Menurut mereka, dengan bunuh diri orang akan terbebas dari segala tekanan, kegelapan, dan bencana dalam hidupnya. Betapa malangnya hidup yang miskin iman! Dan betapa pedihnya siksa dan adzab yang akan dirasakan oleh orang-orang yang menyimpang dari tuntunan Allah di akhirat kelak!
*Dan, (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan yang sesat* (QS. Al-An’am: 110)
Kini, sudah saatnya dunia menerima dengan tulus ikhlas dan beriman dengan sesungguhnya bahwa ‘tiada ilah selain Allah’. Betapapun, pengalaman dan uji coba manusia sepanjang sejarah kehidupan dunia ini dari abad ke abad telah membuktikan banyak hal; menyadarkan akal bahwa berhala-berhala itu takhayul belaka, kekafiran itu sumber petaka, pembangkangan itu dusta, para rasul itu benar adanya, dan Allah benar-benar Sang Pemilik kerajaan bumi dan langit – segala puji bagi Allah dan Dia sungguh-sungguh Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Seberapa besar – kuat atau lemah, hangat atau dingin – iman anda, maka sebatas itu pula kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan ketenangan anda.
*Barangsiapa mengerjakan amal salih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan* (QS. An-Nahl: 97)
Maksud kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) dalam ayat ini adalah ketenangan jiwa mereka dikarenakan janji baik Rabb mereka, keteguhan hati mereka dalam mencintai Dzat yang menciptakan mereka, kesucian nurani mereka dari unsur-unsur penyimpangan iman, ketenangan mereka dalam menghadapi setiap kenyataan hidup, kerelaan hati mereka dalam menerima dan menjalani ketentuan Allah, dan keikhlasan mereka dalam menerima takdir. Dan semua adalah karena mereka benar-benar yakin dan tulus menerima Allah adalah Rabb mereka, islam agama mereka, dan Muhammad adalah nabi dan rasul yang diutus Allah untuk mereka.
*Dan, barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit* (QS. Thaha: 124)
Tak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersihkannya, menyucikannya, membuatnya bahagia, dan mengusir kegundahan darinya, selain keimanan yang benar kepada Allah swt, Rabb semesta alam. Singkatnya, kehidupan akan terasa hambar tanpa iman.
Dalam pandangan para pembangkang Allah yang sama sekali tidak beriman, cara terbaik untuk menenangkan jiwa adalah dengan bunuh diri. Menurut mereka, dengan bunuh diri orang akan terbebas dari segala tekanan, kegelapan, dan bencana dalam hidupnya. Betapa malangnya hidup yang miskin iman! Dan betapa pedihnya siksa dan adzab yang akan dirasakan oleh orang-orang yang menyimpang dari tuntunan Allah di akhirat kelak!
*Dan, (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan yang sesat* (QS. Al-An’am: 110)
Kini, sudah saatnya dunia menerima dengan tulus ikhlas dan beriman dengan sesungguhnya bahwa ‘tiada ilah selain Allah’. Betapapun, pengalaman dan uji coba manusia sepanjang sejarah kehidupan dunia ini dari abad ke abad telah membuktikan banyak hal; menyadarkan akal bahwa berhala-berhala itu takhayul belaka, kekafiran itu sumber petaka, pembangkangan itu dusta, para rasul itu benar adanya, dan Allah benar-benar Sang Pemilik kerajaan bumi dan langit – segala puji bagi Allah dan Dia sungguh-sungguh Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Seberapa besar – kuat atau lemah, hangat atau dingin – iman anda, maka sebatas itu pula kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan ketenangan anda.
*Barangsiapa mengerjakan amal salih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan* (QS. An-Nahl: 97)
Maksud kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) dalam ayat ini adalah ketenangan jiwa mereka dikarenakan janji baik Rabb mereka, keteguhan hati mereka dalam mencintai Dzat yang menciptakan mereka, kesucian nurani mereka dari unsur-unsur penyimpangan iman, ketenangan mereka dalam menghadapi setiap kenyataan hidup, kerelaan hati mereka dalam menerima dan menjalani ketentuan Allah, dan keikhlasan mereka dalam menerima takdir. Dan semua adalah karena mereka benar-benar yakin dan tulus menerima Allah adalah Rabb mereka, islam agama mereka, dan Muhammad adalah nabi dan rasul yang diutus Allah untuk mereka.
Ganti Itu dari Allah
Allah tidak pernah mencabut sesuatu dari anda, kecuali Dia menggantinya dengan yang lebih baik. Tetapi, itu terjadi apabila anda bersabar dan tetap ridha dengan segala ketetapan-Nya.
* “Barangsiapa Kuambil dua kekasihnya (matanya) tetap bersabar, maka Aku akan mengganti kedua (mata)nya itu dengan surga” * (Al-Hadist)
Dan
* “Barangsiapa Kuambil orang yang dicintainya di dunia tetap mengharapkan ridha(Ku), niscaya Aku akan menggantinya dengan surga” (Al-Hadist)
Yakni, barangsiapa kehilangan anaknya tetap berusaha untuk bersabar, maka di alam keabadian kelak akan dibangunkan untuknya sebuah Baitul Hamd (istana pujian)
Maka, anda tak usah terlalu bersedih dengan musibah yang menimpa anda, sebab yang menentukan semua itu adalah Dzat yang memiliki surga balasan, pengganti, dan ganjaran yang besar.
Para waliyullah yang pernah ditimpa musibah, ujian dan cobaan akan mendapat penghormatan yang agung di surga Firdaus. Itu tersirat dalam firman-Nya,
* Selamat atasmu karena kesabaranmu. Maka, alangkah baiknya tempat kesudahan itu * (QS. Ar-Ra’d: 24)
Betapapun, kita harus selalu melihat dan yakin bahwa di balik musibah terdapat ganti dan balasan dari Allah yang akan selalu berujung pada kebaikan kita. Dengan begitu, kita akan termasuk,
* Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk * (QS. Al-Baqarah: 157)
Ini merupakan ucapan selamat bagi orang-orang yang mendapat musibah dan kabar gembira bagi orang-orang yang mendapat bencana.
Umur dunia ini sangat pendek dan gudang kenikmatan pun sangat miskin. Adapun akhirat, lebih baik dan kekal. Sehingga, barangsiapa di dunia mendapat musibah ia akan mendapat kesenangan di akhirat kelak, dan barangsiapa yang hidup sengasara di dunia ini ia akan hidup bahagia di akhirat. Lain halnya dengan mereka yang lebih mencintai dunia, hanya mendambakan kenikmatan dunia saja, dan lebih senang pada keindahan dunia. Hati mereka akan selalu gundah gulana, cemas tidak mendapatkan kenikmatan dunia dan takut tidak nyaman hidupnya di dunia. Mereka ini hanya menginginkan kenikmatan dunia saja, sehingga mereka selalu memandang musibah sebagai petaka besar yang mematikan. Mereka juga akan memandang setiap cobaan sebagai sesuatu yang gelap gulita selamanya. Ini adalah karena mereka selalu memandang ke arah bawah telapak kakinya dan hanya mengagungkan dunia yang sangat fana dan tak berharga ini.
Wahai orang-orang yang tertimpa musibah, sesungguhnya tak ada sesuatu pun yang hilang dari kalian. Kalian justru beruntung, karena Allah selalu menurunkan sesuatu kepada para hamba-nya dengan “surat ketetapan” yang disela-sela huruf kalimatnya terdapat suatu kelembutan, empati, pahala, ada balasan, dan juga pilihan. Maka dari itu, siapa saja yang tertimpa musibah yang hebat, ia harus menghadapinya dengan sabar, mata yang jernih dan pola pikir yang panjang. Dengan begitu, ia akan menyaksikan bahwa buah manis dari musibah itu adalah :
* Lalu, diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa * (QS. Al-Hadid: 13)
Dan sesungguhnya apa yanga ada di sisi Allah itu lebih baik, lebih abadi, lebih utama, dan lebih mulia.
* “Barangsiapa Kuambil dua kekasihnya (matanya) tetap bersabar, maka Aku akan mengganti kedua (mata)nya itu dengan surga” * (Al-Hadist)
Dan
* “Barangsiapa Kuambil orang yang dicintainya di dunia tetap mengharapkan ridha(Ku), niscaya Aku akan menggantinya dengan surga” (Al-Hadist)
Yakni, barangsiapa kehilangan anaknya tetap berusaha untuk bersabar, maka di alam keabadian kelak akan dibangunkan untuknya sebuah Baitul Hamd (istana pujian)
Maka, anda tak usah terlalu bersedih dengan musibah yang menimpa anda, sebab yang menentukan semua itu adalah Dzat yang memiliki surga balasan, pengganti, dan ganjaran yang besar.
Para waliyullah yang pernah ditimpa musibah, ujian dan cobaan akan mendapat penghormatan yang agung di surga Firdaus. Itu tersirat dalam firman-Nya,
* Selamat atasmu karena kesabaranmu. Maka, alangkah baiknya tempat kesudahan itu * (QS. Ar-Ra’d: 24)
Betapapun, kita harus selalu melihat dan yakin bahwa di balik musibah terdapat ganti dan balasan dari Allah yang akan selalu berujung pada kebaikan kita. Dengan begitu, kita akan termasuk,
* Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk * (QS. Al-Baqarah: 157)
Ini merupakan ucapan selamat bagi orang-orang yang mendapat musibah dan kabar gembira bagi orang-orang yang mendapat bencana.
Umur dunia ini sangat pendek dan gudang kenikmatan pun sangat miskin. Adapun akhirat, lebih baik dan kekal. Sehingga, barangsiapa di dunia mendapat musibah ia akan mendapat kesenangan di akhirat kelak, dan barangsiapa yang hidup sengasara di dunia ini ia akan hidup bahagia di akhirat. Lain halnya dengan mereka yang lebih mencintai dunia, hanya mendambakan kenikmatan dunia saja, dan lebih senang pada keindahan dunia. Hati mereka akan selalu gundah gulana, cemas tidak mendapatkan kenikmatan dunia dan takut tidak nyaman hidupnya di dunia. Mereka ini hanya menginginkan kenikmatan dunia saja, sehingga mereka selalu memandang musibah sebagai petaka besar yang mematikan. Mereka juga akan memandang setiap cobaan sebagai sesuatu yang gelap gulita selamanya. Ini adalah karena mereka selalu memandang ke arah bawah telapak kakinya dan hanya mengagungkan dunia yang sangat fana dan tak berharga ini.
Wahai orang-orang yang tertimpa musibah, sesungguhnya tak ada sesuatu pun yang hilang dari kalian. Kalian justru beruntung, karena Allah selalu menurunkan sesuatu kepada para hamba-nya dengan “surat ketetapan” yang disela-sela huruf kalimatnya terdapat suatu kelembutan, empati, pahala, ada balasan, dan juga pilihan. Maka dari itu, siapa saja yang tertimpa musibah yang hebat, ia harus menghadapinya dengan sabar, mata yang jernih dan pola pikir yang panjang. Dengan begitu, ia akan menyaksikan bahwa buah manis dari musibah itu adalah :
* Lalu, diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa * (QS. Al-Hadid: 13)
Dan sesungguhnya apa yanga ada di sisi Allah itu lebih baik, lebih abadi, lebih utama, dan lebih mulia.
Semoga Rumahmu Membuat Bahagia
Mengasingkan diri yang diajarkan syariat dan sunnah Rasul adalah menjauhkan diri dari kejahatan dan pelakunya, orang-orang yang banyak waktu kosongnya, orang-orang yang lalai, dan orang-orang yang senang membuat huru-hara. Dengan begitu, jiwa anda akan selalu terkendali, hati menjadi tenang dan sejuk, pikiran selalu jernih, dan anda akan merasa leluasa dan bahagia berada di taman-taman ilmu pengetahuan.
Mengasingkan diri (‘uzlah) dari semua hal yang melalaikan manusia dari kebaikan dan ketaatan merupakan obat yang sudah di uji coba dan dibuktikan kemujarabannya oleh para ahli pengobatan hati. Banyak cara untuk menjauhkan diri dari kejahatan dan permainan sia-sia. Diantaranya adalah mengisi waktu dengan menyuntikkan wawasan baru kedalam akal pikiran, menjalankan semua hal yang sesuai dengan kaedah “takut kepada Allah”, dan juga menghadiri majelis-majelis pertaubatan dan dzikir. Betapapun, perkumpulan atau majelis yang terpuji dan patut dikunjungi adalah yang digunakan untuk menjalankan shalat berjamaah, menuntut dan mengajarkan ilmu, atau untuk saling membantu dalam mengajarkan kebaikan. Maka dari itu, hindarilah majelis-majelis yang tidak jelas tujuannya dan tidak pula berguna! Jaga kesucian kulit anda, tangisilah kesalahan anda dan jagalah lidah! Semoga, dengan itu rumah anda dapat membahagiakan hati anda.
Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan merupakan serangan mematikan bagi jiwa dan ancaman yang membahayakan keamanan dan kedamaian diri anda. Pasalnya, melakukan hal itu berarti anda telah bergaul dengan setan-setan pembisik desas-desus, penebar kabar bohong, peramal bencana dan petaka. Dan itu, akan membuat anda mati tujuh kali dalam sehari sebelum anda benar-benar mati. Maka,
* Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka* (QS. At-Taubah: 47)
Atas dasar itu, harapan saya adalah supaya anda menjalani bagaimanapun kondisi anda, tetap menyendiri di ‘kamar’ anda dan hanya keluar untuk berkata dan berbuat baik saja. Pada saat seperti itu hati anda akan benar-benar menjadi milik anda, sehingga waktu dan umur anda selamat dari kesia-siaan, lidah anda terhindar dari menggunjing (ghibah), hati anda bersih dari kerisauan, telinga anda akan terjauhkan dari ucapan kotor, dan jiwa anda akan bebas dari berburuk sangka. Barangsiapa mencoba sesuatu, niscaya akan mengetahuinya. Barangsiapa membiarkan diri hanyut dalam gumpalan kasak-kusuk dan terseret ke dalam komunitas orang-orang yang tidak berilmu, serta senang berbuat yang sia-sia, maka katakanlah kepadanya : SELAMAT TINGGAL !
Mengasingkan diri (‘uzlah) dari semua hal yang melalaikan manusia dari kebaikan dan ketaatan merupakan obat yang sudah di uji coba dan dibuktikan kemujarabannya oleh para ahli pengobatan hati. Banyak cara untuk menjauhkan diri dari kejahatan dan permainan sia-sia. Diantaranya adalah mengisi waktu dengan menyuntikkan wawasan baru kedalam akal pikiran, menjalankan semua hal yang sesuai dengan kaedah “takut kepada Allah”, dan juga menghadiri majelis-majelis pertaubatan dan dzikir. Betapapun, perkumpulan atau majelis yang terpuji dan patut dikunjungi adalah yang digunakan untuk menjalankan shalat berjamaah, menuntut dan mengajarkan ilmu, atau untuk saling membantu dalam mengajarkan kebaikan. Maka dari itu, hindarilah majelis-majelis yang tidak jelas tujuannya dan tidak pula berguna! Jaga kesucian kulit anda, tangisilah kesalahan anda dan jagalah lidah! Semoga, dengan itu rumah anda dapat membahagiakan hati anda.
Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan merupakan serangan mematikan bagi jiwa dan ancaman yang membahayakan keamanan dan kedamaian diri anda. Pasalnya, melakukan hal itu berarti anda telah bergaul dengan setan-setan pembisik desas-desus, penebar kabar bohong, peramal bencana dan petaka. Dan itu, akan membuat anda mati tujuh kali dalam sehari sebelum anda benar-benar mati. Maka,
* Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka* (QS. At-Taubah: 47)
Atas dasar itu, harapan saya adalah supaya anda menjalani bagaimanapun kondisi anda, tetap menyendiri di ‘kamar’ anda dan hanya keluar untuk berkata dan berbuat baik saja. Pada saat seperti itu hati anda akan benar-benar menjadi milik anda, sehingga waktu dan umur anda selamat dari kesia-siaan, lidah anda terhindar dari menggunjing (ghibah), hati anda bersih dari kerisauan, telinga anda akan terjauhkan dari ucapan kotor, dan jiwa anda akan bebas dari berburuk sangka. Barangsiapa mencoba sesuatu, niscaya akan mengetahuinya. Barangsiapa membiarkan diri hanyut dalam gumpalan kasak-kusuk dan terseret ke dalam komunitas orang-orang yang tidak berilmu, serta senang berbuat yang sia-sia, maka katakanlah kepadanya : SELAMAT TINGGAL !
Siapakah yang Memperkenankan Doa Orang yang Kesulitan Apabila ia Berdoa?
Siapakah yang berhak menjadi tempat mengadu orang-orang yang dilanda kegelisahan, kesempitan, kesulitan dan kesedihan? Kepada siapakah mereka harus memohon pertolongan? Siapakan yang layak menjadi tempat bergantung, memohon, meminta dan meratap semua makhluk? Siapakah yang berhak menjadi gantungan hati dan selalu diucap oleh lidah manusia? Tak lain, adalah hanya Allah yang tiada Illah selain Dia.
Bagiku dan juga anda, adalah suatu kewajiban untuk berdoa dan meminta kepada-Nya dalam keadaan lapang maupun sempit, dalam keadaan mudah maupun sulit. Kita harus menumpahkan semua permasalahan keharibaan-Nya dan kita juga tetap ber-tawassul kepada-Nya, meski dalam keterjepitan seperti apapun. Kita harus duduk bersimpuh di depan pintu gerbang-Nya sambil memohon, menangis merendahkan diri dan meminta ampunan-Nya. Dan kemudian, tunggulah! Karena pada saatnya nanti akan datang pertolongan, ma’unah (uluran), bantuan dan kemudahan yang bersumber dari-Nya.
* Atau, siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya* (QS. An-Naml: 62)
Jawabannya adalah Allah-lah yang menyelamatkan orang yang tenggelam, memberi jalan keluar orang-orang yang mengalami kesulitan, menolong orang yang dizalimi, memberi petunjuk orang yang sesat, menyembuhkan orang yang sakit, dan meringankan beban orang yang mendapat cobaan.
* Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya* (QS. Al-Ankabut: 65)
Di sini, saya tidak akan memaparkan doa-doa pengusir rasa duka, gundah dan sedih. Bagaimanapun, sebaiknya anda mempelajari sendiri kalimat-kalimat doa yang indah dalam kitab-kitab hadist. Setelah itu, mengadulah, merataplah, berdoa dan memohonlah kepada-Nya. Dan bila anda sudah berhasil menemukan-Nya, berarti anda telah mendapatkan segalanya. Akan tetapi, jika anda kehilangan iman kepada-Nya, niscaya anda telah kehilangan segalanya.
Doa anda kepada Rabb terhitung sebagai wujud lain dari ibadah. Juga sebagai bukti ketaatan besar yang akan mendatangkan suatu pemberian lebih dari apa yang anda minta. Maka itu, seorang hamba yang benar-benar mengetahui hakekat berdoa kepada Allah, niscaya ia tak akan pernah resah, gundah, dan kacau pikirannya.
Semua tali akan mengerut kecuali tali-Nya, dan semua pintu akan tertutup kecuali pintu-Nya. Allah Maha Dekat, Maha Mendengar, dan Maha Menjawab. Dia mengabulkan doa setiap orang yang berada dalam kesulitan. Dia memerintahkan anda – karena anda manusia yang selalu membutuhkan dan lemah, dan Dia Maha Kaya, Maha Kuat, Maha Tunggal dan Maha Terpuji – agar senantiasa berdoa. Dia berkata,
* Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya akan Kuperkenankan bagimu* (QS. Al-Mu’minun :60)
Ketika musibah dan bencana datang silih berganti menimpa anda, berdzikirlah kepada-Nya, sebutlah nama-Nya, mohonlah pertolongan-Nya, dan mintalah jalan keluar dari-Nya! Tundukkan wajah untuk mengkuduskan nama-Nya demi mendapatkan mahkota kemeredekaan dari-Nya. Lekatkan hidung anda pada tempat bersijud kepada-Nya agar anda mendapatkan keselamatan. Angkat kedua tangan anda, buka kedua telapak tangan anda, perbanyak memohon kepada-Nya, jangan pernah bosan meminta kepada-Nya, dan jangan pernah berpaling dari depan pintu-Nya. Harapkanlah kelembutan kasih sayang dari-Nya, nyaringkan suara anda tatkala menyebut nama-Nya, dan selalu berbaik sangkalah kepada-Nya. Curahkan seluruh waktu anda untuk-Nya dan beribadahlah kepada-Nya dengan tekun agar anda mendapatkan kebahagiaan dan kemenangan.
Bagiku dan juga anda, adalah suatu kewajiban untuk berdoa dan meminta kepada-Nya dalam keadaan lapang maupun sempit, dalam keadaan mudah maupun sulit. Kita harus menumpahkan semua permasalahan keharibaan-Nya dan kita juga tetap ber-tawassul kepada-Nya, meski dalam keterjepitan seperti apapun. Kita harus duduk bersimpuh di depan pintu gerbang-Nya sambil memohon, menangis merendahkan diri dan meminta ampunan-Nya. Dan kemudian, tunggulah! Karena pada saatnya nanti akan datang pertolongan, ma’unah (uluran), bantuan dan kemudahan yang bersumber dari-Nya.
* Atau, siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya* (QS. An-Naml: 62)
Jawabannya adalah Allah-lah yang menyelamatkan orang yang tenggelam, memberi jalan keluar orang-orang yang mengalami kesulitan, menolong orang yang dizalimi, memberi petunjuk orang yang sesat, menyembuhkan orang yang sakit, dan meringankan beban orang yang mendapat cobaan.
* Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya* (QS. Al-Ankabut: 65)
Di sini, saya tidak akan memaparkan doa-doa pengusir rasa duka, gundah dan sedih. Bagaimanapun, sebaiknya anda mempelajari sendiri kalimat-kalimat doa yang indah dalam kitab-kitab hadist. Setelah itu, mengadulah, merataplah, berdoa dan memohonlah kepada-Nya. Dan bila anda sudah berhasil menemukan-Nya, berarti anda telah mendapatkan segalanya. Akan tetapi, jika anda kehilangan iman kepada-Nya, niscaya anda telah kehilangan segalanya.
Doa anda kepada Rabb terhitung sebagai wujud lain dari ibadah. Juga sebagai bukti ketaatan besar yang akan mendatangkan suatu pemberian lebih dari apa yang anda minta. Maka itu, seorang hamba yang benar-benar mengetahui hakekat berdoa kepada Allah, niscaya ia tak akan pernah resah, gundah, dan kacau pikirannya.
Semua tali akan mengerut kecuali tali-Nya, dan semua pintu akan tertutup kecuali pintu-Nya. Allah Maha Dekat, Maha Mendengar, dan Maha Menjawab. Dia mengabulkan doa setiap orang yang berada dalam kesulitan. Dia memerintahkan anda – karena anda manusia yang selalu membutuhkan dan lemah, dan Dia Maha Kaya, Maha Kuat, Maha Tunggal dan Maha Terpuji – agar senantiasa berdoa. Dia berkata,
* Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya akan Kuperkenankan bagimu* (QS. Al-Mu’minun :60)
Ketika musibah dan bencana datang silih berganti menimpa anda, berdzikirlah kepada-Nya, sebutlah nama-Nya, mohonlah pertolongan-Nya, dan mintalah jalan keluar dari-Nya! Tundukkan wajah untuk mengkuduskan nama-Nya demi mendapatkan mahkota kemeredekaan dari-Nya. Lekatkan hidung anda pada tempat bersijud kepada-Nya agar anda mendapatkan keselamatan. Angkat kedua tangan anda, buka kedua telapak tangan anda, perbanyak memohon kepada-Nya, jangan pernah bosan meminta kepada-Nya, dan jangan pernah berpaling dari depan pintu-Nya. Harapkanlah kelembutan kasih sayang dari-Nya, nyaringkan suara anda tatkala menyebut nama-Nya, dan selalu berbaik sangkalah kepada-Nya. Curahkan seluruh waktu anda untuk-Nya dan beribadahlah kepada-Nya dengan tekun agar anda mendapatkan kebahagiaan dan kemenangan.
Langganan:
Postingan (Atom)