Sabtu, 19 Juli 2008

Cara Menghindari Perbuatan Zina

Jagalah pandangan mata anda dari perkara yang diharamkan Allah.

“Mata bisa berzina, hati bisa berzina. Zinanya mata adalah memandang (perkara haram), sedangkan zinanya hati adalah mengharapkan (perkara haram). Sementara kemaluan bisa mengajak atau mengingkari berbuat zina” (HR. Ahmad)
Jangan sekali-kali anda berduaan dengan seorang perempuan. Hendaknya anda menjauhi majelis yang mencampur adukkan antara laki-laki dan perempuan.

“Jangan sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan seorang perempuan kecuali bersama dengan mahramnya” (HR. Bukhari)
Jika anda telah menikah maka lampiaskan hawa nafsu anda pada perkara yang halal

“Jika salah seorang di antara kalian tertarik dengan perempuan lain, kemudian keberadaan perempuan itu membekas di hatinya, maka hendaklah dia segera menemui istrinya lalu menggaulinya. Karena tindakan ini akan menghapus perkara yang tidak patut dalam dirinya” (HR. Muslim)
Kenapa anda tidak memanfaatkan nasehat yang dianjurkan oleh Allah agar menjaga diri dari perbuatan dosa

“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian dirinya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya” (QS. An-Nur: 33 )
Kenapa anda tidak mencoba untuk mempraktekkan pesan Rasulullah

“Barangsiapa yang sudah memenuhi syarat untuk menikah, maka segeralah menikah, karena menikah akan dapat menundukkan pandangan, dan menjaga kemaluan. Sebaliknya, barang siapa yang belum memenuhi syarat untuk menikah, maka hendaklah dia berpuasa, karena puasa adalah perisai” (HR. Bukhari)

Kenapa anda tidak menghentikan 3 usaha setan yang biasa digunakan untuk memperdayakan manusia. Adapun 3 usaha tersebut adalah :
Memandang. Karena itulah bila anda ingin menghindar dari tipu daya setan ini, hendaklah anda selalu sibuk meneliti segala kekurangan dalam diri anda dan amal-amal yang telah anda kerjakan.
Kenyang. Karena itulah bila anda ingin menghindar dari tipu daya setan ini, hendaklah anda berpuasa sesuai dengan kemampuan anda.
Berpikir. Karena itulah bila anda ingin menghindar dari tipu daya setan ini, hendaklah anda meresapi firman Allah, “Tidakkah seorang mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?” (QS. Al-Alaq: 14)
Kenapa anda tidak ingin membayangkan pada suatu hari dimana anda sedang duduk bersama-sama dengan putra-putri anda, kemudian ketika berada ditengah-tengah mereka dengan bangga anda mengatakan, “Wahai anak-anakku, ayah kalian adalah seorang laki-laki sejati. Hawa nafsu tidak sanggup menundukkan ayah untuk berbuat keji”

Kamis, 17 Juli 2008

Dengan Mengingat Allah Hati Menjadi Tenang

Kejujuran itu kekasih Allah. Keterusterangan merupakan sabun pencuci hati. Pengalaman itu bukti. Dan seorang pemandu jalan tak akan membohongi rombongannya. Tidak ada satu pekerjaan yang melegakan hati dan lebih agung pahalanya, selain berdzikir kepada Allah.

*Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu* (QS. Al-Baqarah: 152)

Berdzikir kepada Allah adalah surga Allah di bumi-Nya. Maka siapa yang tak pernah memasukinya, ia tidak akan dapat memasuki surga-Nya di akhirat kelak. Berdzikir kepada Allah merupakan penyelamat jiwa dari pelbagai kerisauan, kegundahan, kekesalan dan goncangan. Dan dzikir merupakan jalan pintas paling mudah untuk meraih kemenangan dan kebahagiaan hakiki. Untuk melihat faedah dan manfaat dzikir, coba perhatikan kembali beberapa pesan wahyu Ilahi. Dan cobalah mengamalkannya pada hari-hari anda, niscaya anda akan mendapat kesembuhan.

Dengan berdzikir kepada Allah, awan ketakutan, kegalauan, kecemasan dan kesedihan akan sirna. Bahkan, dengan berdzikir kepada-Nya segunung tumpukan beban kehidupan dan permasalahan hidup akan runtuh dengan sendirinya.

Tidak mengherankan bila orang-orang yang selalu mengingat Allah senantiasa bahagia dan tentram hidupnya. Itulah yang memang seharusnya terjadi. Adapun yang sangat mengherankan adalah bagaimana orang-orang yang lalai dari berdzikir kepada Allah itu justru menyembah berhala-berhala dunia. Padahal,

*(berhala-berhala) itu mati tidak hidup dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembah dibangkitkan)* (QS. An-Nahl: 21)

Wahai orang yang mengeluh karena sulit tidur, yang mengangis karena sakit, yang bersedih karena sebuah tragedi, dan yang berduka karena musibah, sebutlah nama-Nya yang kudus! Betapapun,

*Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)* (QS. Maryam: 65)

Semakin banyak anda mengingat Allah, pikiran anda akan semakin terbuka, hati anda semakin tentram, jiwa anda semakin bahagia, dan nurani anda semakin damai sentosa. Itu, karena dalam mengingat Allah terkandung nilai-nilai ketawakalan kepada-Nya, keyakinan penuh kepada-Nya, ketergantungan diri hanya kepada-Nya, kepasrahan kepada-Nya, berbaik sangka kepada-Nya, dan pengharapan kebahagiaan dari-Nya. Dia senantiasa dekat ketika si hamba berdoa kepada-Nya, senantiasa mendengar ketika diminta, dan senantiasa mengabulkan jiwa dimohon. Rendahkan dan tundukkan diri anda ke hadapan-Nya, lalu sebutlah secara berulang-ulang nama-Nya yang indah dan penuh berkah itu dengan lidah anda sebagai pengejewantahan dari ketauhidan, pujian, doa, permohonan dan permintaan ampunan anda kepada-Nya.

Dengan begitu, niscaya anda – berkat kekuatan dan pertolongan dari-Nya – akan mendapatkan kebahagian, ketentraman, ketenangan, cahaya penerang dan kegembiraan. Dan,

*Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia, dan pahala yang baik di akhirat* (QS. Ali Imran: 148)

Ambil Madunya, Tapi Jangan Hancurkan Sarangnya!

Dimanapun kelembutan itu berada, ia akan menghiasi tempat itu. Demikian halnya bila ia dicabut dari suatu tempat, ia akan mengotorinya. Kelembutan tutur kata, senyuman tulus dari bibir, dan sapaan-sapaan hangat yang terpuji saat bersua merupakan hiasan-hiasan yang selalu dikenakan oleh orang-orang yang mulia.

Semua itu merupakan sifat seorang mukmin yang akan menjadikannya seperti seekor lebah; makan dari makanan yang baik dan menghasilkan madu yang baik. Dan bila hinggap pada setangkai bunga, ia tidak pernah merusaknya. Semua itu terjadi karena Allah menganugerahkan pada kelembutan sesuatu yang tidak Dia berikan kepada kekerasan.

Di antara manusia terdapat orang-orang “istimewa” yang membuat kepala tunduk hormat menyambut kedatangannya, banyak massa berjubel ingin melihat mukanya, banyak hati bersimpati kepadanya dan banyak jiwa memujanya. Dan mereka itu tak lain adalah orang-orang yang banyak dicintai dan dibicarakan manusia dikarenakan kedermawanan dan keserakahannya, kejujurannya dalam berjual beli, serta keramahan dan sopan santunnya dalam bergaul.

Mencari banyak teman merupakan tuntunan dalam hidup yang selalu dicontohkan oleh orang-orang terhormat dikarenakan akhlak dan perilakunya yang terpuji. Mereka itulah orang-orang yang selalu berada ditengah-tengah kerumunan manusia dengan senyum merekah, keramahan yang menentramkan dan sopan santun yang menyejukkan. Dan karena itu, mereka selalu ditanyakan dan didoakan ketika tak terlihat.

Orang-orang yang bahagia memiliki tuntunan akhlak yang secara garis besar tercakup dalam slogan :

*Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia* (QS. Fushshilat: 34)

Begitulah, mereka dapat memupuskan rasa dengki dengan emosi yang terkendali, kesabaran yang menyejukkan, dan kemudahan memaafkan yang menentramkan. Mereka adalah orang-orang yang mudah melupakan kejahatan dan mudah mengingat kebaikan orang lain. Karena itu, tatkala kata-kata kotor dan keji terlontar untuk mereka, telinga mereka tidak akan pernah memerah dibuatnya. Bahkan mereka memandang kata-kata itu sebagai angin lalu yang tak akan pernah kembali.

Mereka itulah orang-orang yang selalu berada dalam kedamaian, orang-orang yang berada disekitar mereka merasa aman, dan kaum muslimin yang bersama mereka pun merasa tentram.

*Orang muslim adalah orang yang jika orang muslim lainnya tidak merasa terganggu oleh lisan dan tangannya. Sedangkan orang mukmin adalah orang yang membuat orang lain merasa aman terhadap darah dan hartanya* (Al-Hadist)

*Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk menyambung tali silaturahmi pada orang yang memutuskan silaturahmi denganku. Aku diperintahkan untuk mengampuni orang yang berlaku zalim terhadapku dan memberi kepada orang yang tidak pernah memberi kepadaku* (Al-Hadist)

*Dan, orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)* (QS. Ali-Imran: 134)

Sampaikan kabar gembira kepada mereka bahwa balasan Allah atas keteduhan, ketentraman, dan kedamaian mereka adalah akan disegerakan.

Sampaikan pula sebuah kabar gembira kepada mereka bahwa mereka juga akan mendapatkan balasan besar di akhirat berupa surga-surga dan sungai-sungai yang indah di sisi Rabb mereka kelak. Yakni,

*Di tempat yang disenangi di sisi Rabb Yang Berkuasa* (QS. Al-Qamar: 55)

Iman Adalah Kehidupan

Orang-orang yang sesungguhnya paling sengsara adalah mereka yang miskin iman dan yang mengalami krisis keyakinan. Mereka ini, selamanya akan berada dalam kesengsaraan, kepedihan, kemurkaan, dan kehinaan.

*Dan, barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit* (QS. Thaha: 124)

Tak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersihkannya, menyucikannya, membuatnya bahagia, dan mengusir kegundahan darinya, selain keimanan yang benar kepada Allah swt, Rabb semesta alam. Singkatnya, kehidupan akan terasa hambar tanpa iman.

Dalam pandangan para pembangkang Allah yang sama sekali tidak beriman, cara terbaik untuk menenangkan jiwa adalah dengan bunuh diri. Menurut mereka, dengan bunuh diri orang akan terbebas dari segala tekanan, kegelapan, dan bencana dalam hidupnya. Betapa malangnya hidup yang miskin iman! Dan betapa pedihnya siksa dan adzab yang akan dirasakan oleh orang-orang yang menyimpang dari tuntunan Allah di akhirat kelak!

*Dan, (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan yang sesat* (QS. Al-An’am: 110)

Kini, sudah saatnya dunia menerima dengan tulus ikhlas dan beriman dengan sesungguhnya bahwa ‘tiada ilah selain Allah’. Betapapun, pengalaman dan uji coba manusia sepanjang sejarah kehidupan dunia ini dari abad ke abad telah membuktikan banyak hal; menyadarkan akal bahwa berhala-berhala itu takhayul belaka, kekafiran itu sumber petaka, pembangkangan itu dusta, para rasul itu benar adanya, dan Allah benar-benar Sang Pemilik kerajaan bumi dan langit – segala puji bagi Allah dan Dia sungguh-sungguh Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Seberapa besar – kuat atau lemah, hangat atau dingin – iman anda, maka sebatas itu pula kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan ketenangan anda.

*Barangsiapa mengerjakan amal salih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan* (QS. An-Nahl: 97)

Maksud kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) dalam ayat ini adalah ketenangan jiwa mereka dikarenakan janji baik Rabb mereka, keteguhan hati mereka dalam mencintai Dzat yang menciptakan mereka, kesucian nurani mereka dari unsur-unsur penyimpangan iman, ketenangan mereka dalam menghadapi setiap kenyataan hidup, kerelaan hati mereka dalam menerima dan menjalani ketentuan Allah, dan keikhlasan mereka dalam menerima takdir. Dan semua adalah karena mereka benar-benar yakin dan tulus menerima Allah adalah Rabb mereka, islam agama mereka, dan Muhammad adalah nabi dan rasul yang diutus Allah untuk mereka.

Ganti Itu dari Allah

Allah tidak pernah mencabut sesuatu dari anda, kecuali Dia menggantinya dengan yang lebih baik. Tetapi, itu terjadi apabila anda bersabar dan tetap ridha dengan segala ketetapan-Nya.

* “Barangsiapa Kuambil dua kekasihnya (matanya) tetap bersabar, maka Aku akan mengganti kedua (mata)nya itu dengan surga” * (Al-Hadist)
Dan

* “Barangsiapa Kuambil orang yang dicintainya di dunia tetap mengharapkan ridha(Ku), niscaya Aku akan menggantinya dengan surga” (Al-Hadist)

Yakni, barangsiapa kehilangan anaknya tetap berusaha untuk bersabar, maka di alam keabadian kelak akan dibangunkan untuknya sebuah Baitul Hamd (istana pujian)

Maka, anda tak usah terlalu bersedih dengan musibah yang menimpa anda, sebab yang menentukan semua itu adalah Dzat yang memiliki surga balasan, pengganti, dan ganjaran yang besar.

Para waliyullah yang pernah ditimpa musibah, ujian dan cobaan akan mendapat penghormatan yang agung di surga Firdaus. Itu tersirat dalam firman-Nya,

* Selamat atasmu karena kesabaranmu. Maka, alangkah baiknya tempat kesudahan itu * (QS. Ar-Ra’d: 24)

Betapapun, kita harus selalu melihat dan yakin bahwa di balik musibah terdapat ganti dan balasan dari Allah yang akan selalu berujung pada kebaikan kita. Dengan begitu, kita akan termasuk,

* Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk * (QS. Al-Baqarah: 157)

Ini merupakan ucapan selamat bagi orang-orang yang mendapat musibah dan kabar gembira bagi orang-orang yang mendapat bencana.

Umur dunia ini sangat pendek dan gudang kenikmatan pun sangat miskin. Adapun akhirat, lebih baik dan kekal. Sehingga, barangsiapa di dunia mendapat musibah ia akan mendapat kesenangan di akhirat kelak, dan barangsiapa yang hidup sengasara di dunia ini ia akan hidup bahagia di akhirat. Lain halnya dengan mereka yang lebih mencintai dunia, hanya mendambakan kenikmatan dunia saja, dan lebih senang pada keindahan dunia. Hati mereka akan selalu gundah gulana, cemas tidak mendapatkan kenikmatan dunia dan takut tidak nyaman hidupnya di dunia. Mereka ini hanya menginginkan kenikmatan dunia saja, sehingga mereka selalu memandang musibah sebagai petaka besar yang mematikan. Mereka juga akan memandang setiap cobaan sebagai sesuatu yang gelap gulita selamanya. Ini adalah karena mereka selalu memandang ke arah bawah telapak kakinya dan hanya mengagungkan dunia yang sangat fana dan tak berharga ini.

Wahai orang-orang yang tertimpa musibah, sesungguhnya tak ada sesuatu pun yang hilang dari kalian. Kalian justru beruntung, karena Allah selalu menurunkan sesuatu kepada para hamba-nya dengan “surat ketetapan” yang disela-sela huruf kalimatnya terdapat suatu kelembutan, empati, pahala, ada balasan, dan juga pilihan. Maka dari itu, siapa saja yang tertimpa musibah yang hebat, ia harus menghadapinya dengan sabar, mata yang jernih dan pola pikir yang panjang. Dengan begitu, ia akan menyaksikan bahwa buah manis dari musibah itu adalah :

* Lalu, diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa * (QS. Al-Hadid: 13)

Dan sesungguhnya apa yanga ada di sisi Allah itu lebih baik, lebih abadi, lebih utama, dan lebih mulia.

Semoga Rumahmu Membuat Bahagia

Mengasingkan diri yang diajarkan syariat dan sunnah Rasul adalah menjauhkan diri dari kejahatan dan pelakunya, orang-orang yang banyak waktu kosongnya, orang-orang yang lalai, dan orang-orang yang senang membuat huru-hara. Dengan begitu, jiwa anda akan selalu terkendali, hati menjadi tenang dan sejuk, pikiran selalu jernih, dan anda akan merasa leluasa dan bahagia berada di taman-taman ilmu pengetahuan.

Mengasingkan diri (‘uzlah) dari semua hal yang melalaikan manusia dari kebaikan dan ketaatan merupakan obat yang sudah di uji coba dan dibuktikan kemujarabannya oleh para ahli pengobatan hati. Banyak cara untuk menjauhkan diri dari kejahatan dan permainan sia-sia. Diantaranya adalah mengisi waktu dengan menyuntikkan wawasan baru kedalam akal pikiran, menjalankan semua hal yang sesuai dengan kaedah “takut kepada Allah”, dan juga menghadiri majelis-majelis pertaubatan dan dzikir. Betapapun, perkumpulan atau majelis yang terpuji dan patut dikunjungi adalah yang digunakan untuk menjalankan shalat berjamaah, menuntut dan mengajarkan ilmu, atau untuk saling membantu dalam mengajarkan kebaikan. Maka dari itu, hindarilah majelis-majelis yang tidak jelas tujuannya dan tidak pula berguna! Jaga kesucian kulit anda, tangisilah kesalahan anda dan jagalah lidah! Semoga, dengan itu rumah anda dapat membahagiakan hati anda.

Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan merupakan serangan mematikan bagi jiwa dan ancaman yang membahayakan keamanan dan kedamaian diri anda. Pasalnya, melakukan hal itu berarti anda telah bergaul dengan setan-setan pembisik desas-desus, penebar kabar bohong, peramal bencana dan petaka. Dan itu, akan membuat anda mati tujuh kali dalam sehari sebelum anda benar-benar mati. Maka,

* Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka* (QS. At-Taubah: 47)

Atas dasar itu, harapan saya adalah supaya anda menjalani bagaimanapun kondisi anda, tetap menyendiri di ‘kamar’ anda dan hanya keluar untuk berkata dan berbuat baik saja. Pada saat seperti itu hati anda akan benar-benar menjadi milik anda, sehingga waktu dan umur anda selamat dari kesia-siaan, lidah anda terhindar dari menggunjing (ghibah), hati anda bersih dari kerisauan, telinga anda akan terjauhkan dari ucapan kotor, dan jiwa anda akan bebas dari berburuk sangka. Barangsiapa mencoba sesuatu, niscaya akan mengetahuinya. Barangsiapa membiarkan diri hanyut dalam gumpalan kasak-kusuk dan terseret ke dalam komunitas orang-orang yang tidak berilmu, serta senang berbuat yang sia-sia, maka katakanlah kepadanya : SELAMAT TINGGAL !

Siapakah yang Memperkenankan Doa Orang yang Kesulitan Apabila ia Berdoa?

Siapakah yang berhak menjadi tempat mengadu orang-orang yang dilanda kegelisahan, kesempitan, kesulitan dan kesedihan? Kepada siapakah mereka harus memohon pertolongan? Siapakan yang layak menjadi tempat bergantung, memohon, meminta dan meratap semua makhluk? Siapakah yang berhak menjadi gantungan hati dan selalu diucap oleh lidah manusia? Tak lain, adalah hanya Allah yang tiada Illah selain Dia.

Bagiku dan juga anda, adalah suatu kewajiban untuk berdoa dan meminta kepada-Nya dalam keadaan lapang maupun sempit, dalam keadaan mudah maupun sulit. Kita harus menumpahkan semua permasalahan keharibaan-Nya dan kita juga tetap ber-tawassul kepada-Nya, meski dalam keterjepitan seperti apapun. Kita harus duduk bersimpuh di depan pintu gerbang-Nya sambil memohon, menangis merendahkan diri dan meminta ampunan-Nya. Dan kemudian, tunggulah! Karena pada saatnya nanti akan datang pertolongan, ma’unah (uluran), bantuan dan kemudahan yang bersumber dari-Nya.

* Atau, siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya* (QS. An-Naml: 62)

Jawabannya adalah Allah-lah yang menyelamatkan orang yang tenggelam, memberi jalan keluar orang-orang yang mengalami kesulitan, menolong orang yang dizalimi, memberi petunjuk orang yang sesat, menyembuhkan orang yang sakit, dan meringankan beban orang yang mendapat cobaan.

* Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya* (QS. Al-Ankabut: 65)

Di sini, saya tidak akan memaparkan doa-doa pengusir rasa duka, gundah dan sedih. Bagaimanapun, sebaiknya anda mempelajari sendiri kalimat-kalimat doa yang indah dalam kitab-kitab hadist. Setelah itu, mengadulah, merataplah, berdoa dan memohonlah kepada-Nya. Dan bila anda sudah berhasil menemukan-Nya, berarti anda telah mendapatkan segalanya. Akan tetapi, jika anda kehilangan iman kepada-Nya, niscaya anda telah kehilangan segalanya.

Doa anda kepada Rabb terhitung sebagai wujud lain dari ibadah. Juga sebagai bukti ketaatan besar yang akan mendatangkan suatu pemberian lebih dari apa yang anda minta. Maka itu, seorang hamba yang benar-benar mengetahui hakekat berdoa kepada Allah, niscaya ia tak akan pernah resah, gundah, dan kacau pikirannya.

Semua tali akan mengerut kecuali tali-Nya, dan semua pintu akan tertutup kecuali pintu-Nya. Allah Maha Dekat, Maha Mendengar, dan Maha Menjawab. Dia mengabulkan doa setiap orang yang berada dalam kesulitan. Dia memerintahkan anda – karena anda manusia yang selalu membutuhkan dan lemah, dan Dia Maha Kaya, Maha Kuat, Maha Tunggal dan Maha Terpuji – agar senantiasa berdoa. Dia berkata,

* Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya akan Kuperkenankan bagimu* (QS. Al-Mu’minun :60)

Ketika musibah dan bencana datang silih berganti menimpa anda, berdzikirlah kepada-Nya, sebutlah nama-Nya, mohonlah pertolongan-Nya, dan mintalah jalan keluar dari-Nya! Tundukkan wajah untuk mengkuduskan nama-Nya demi mendapatkan mahkota kemeredekaan dari-Nya. Lekatkan hidung anda pada tempat bersijud kepada-Nya agar anda mendapatkan keselamatan. Angkat kedua tangan anda, buka kedua telapak tangan anda, perbanyak memohon kepada-Nya, jangan pernah bosan meminta kepada-Nya, dan jangan pernah berpaling dari depan pintu-Nya. Harapkanlah kelembutan kasih sayang dari-Nya, nyaringkan suara anda tatkala menyebut nama-Nya, dan selalu berbaik sangkalah kepada-Nya. Curahkan seluruh waktu anda untuk-Nya dan beribadahlah kepada-Nya dengan tekun agar anda mendapatkan kebahagiaan dan kemenangan.

Jadikan Buah Lemon Itu Minuman yang Manis!

Orang cerdik akan berusaha merubah kerugian menjadi keuntungan. Sedangkan orang bodoh akan membuat suatu musibah menjadi bertumpuk dan berlipat ganda.

Ketika Rasulullah saw diusir dari Makkah, beliau memutuskan untuk menetap di Madinah dan kemudian berhasil membangunnya menjadi sebuah negara yang sangat akrab dengan telinga dan mata sejarah.

Ahmad ibn Hanbal dipenjara dan dihukum dera, tetapi karenanya pula ia kemudian menjadi imam salah mahdzab. Ibnu Taimiyah pernah di penjara, tetapi justru di penjara itulah ia banyak melahirkan karya. As-Sarakhsi pernah di kurung di dasar sumur selama bertahun-tahun, tetapi di tempat itulah ia berhasil mengarang buku sebanyak dua puluh jilid. Ketika Ibnul-Atsir dipecat dari jabatannya, ia berhasil menyelesaikan karya besarnya yang berjudul Jami’ul Ushul dan An-Nihayah, salah satu buku paling terkenal dalam hadist. Demikian halnya dengan Ibnul Jawzy, ia pernah di asingkan dari Baghdad, dan karena itu dia menguasai qiraah sab’ah. Malik ibn ar-Raib adalah penderita suatu penyakit yang mematikan, namun ia mampu melahirkan syair-syair yang sangat indah dan tak kalah dengan karya-karya para penyair besar zaman Abbasiyah. Lalu, ketika semua anak Abi Dzuaib al-Hudzali mati meninggalkannya seorang diri, ia justru mampu menciptakan nyanyian-nyanyian puitis yang mampu membekam mulut zaman, membuat setiap pendengaran tersihir, memaksa sejarah untuk selalu bertepuk tangan saat mendengarnya kembali.

Begitulah, ketika suatu musibah, anda harus melihat sisi yang paling terang darinya. Ketika seorang memberi anda segelas air lemon, anda perlu menambahkan sesendok gula ke dalamnya. Ketika ia mendapat hadiah seekor ular dari orang, ambil saja kulitnya yang mahal dan tinggalkan bagian tubuhnya yang lain. Ketika disengat kalajengking, ketahuilah bahwa sengatan itu sebenarnya memberikan kekebalan pada tubuh anda dari bahaya bisa ular.

Kendalikan diri anda dalam berbagai kesulitan yang anda hadapi! Dengan begitu, anda akan dapat mempersebahkan bunga mawar dan melati yang harum kepada kami. Dan,

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu* (QS. Al-Baqarah: 216)

Sebelum terjadi revolusi besar di Perancis, konon negara itu pernah memenjara dua sastrawan terkenalnya. Salah seorang dari keduanya sangat optimis dan yangs eorang lagi pesimistis bahwa revolusi dan perubahan akan segera terjadi. Setiap hari keduanya sama-sama melongokkan kepala melalui sela-sela jeruji penjara. Hanya saja, sang sastrawan yang optimistis selalu memandang ke atas dan melihat bintang-bintang yang gemerlap di langit. Dan karena itu ia selalu tersenyum cerah. Adapun sastrawan yang pesimistis, ia selalu melihat ke arah bawah dan hanya melihat tanah hitam di depan penjara, dan kemudian menangis sedih.

Begitulah, sebaiknya anda selalu melihat sisi lain dari kesedihan itu. Sebab, belum tentu semuanya menyedihkan, pasti ada kebaikan, secercah harapan, jalan keluar serta pahala.

Minggu, 13 Juli 2008

Bersama Kesulitan ada Kemudahan

Wahai manusia, setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasaan, setelah begadang ada tidur pulas, dan setelah sakit ada kesembuhan. Setiap yang hilang pasti ketemu, dalam kesesatan akan datang petunjuk, dalam kesulitan ada kemudahan, dan setiap kegelapan akan terang benderang.

*Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya) atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya* (QS. Al-Maidah:52)

Sampaikan kabar gembira kepada mala hari bahwa sang fajar pasti datang mengusirnya dari puncak-puncak gunung dan dasar-dasar lembah. Kabarkan juga kepada orang yang dilanda kesusahan bahwa, pertolongan akan datang secepat kelebatan cahaya dan kedipan mata. Kabarkan juga kepada orang yang ditindas bahwa kelembutan dan dekapan hangat akan segera tiba.

Saat anda melihat hamparan padang sahara yang seolah memanjang tanpa batas, ketahuilah bahwa dibalik kejauhan itu terdapat kebun yang rimbun penuh hijau dedaunan.

Ketika anda melihat seutas tali meregang kencang, ketahuilah bahwa tali itu akan segera putus.

Setiap tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan berakhir dengan rasa aman, dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian.

Kobaran api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahi a.s. Dan itu, karena pertolongan Ilahi membuka “jendela”seraya berkata:

*Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatan bagi Ibrahim* (QS. Al-Anbiya: 69)

Lautan luas tak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman (Musa a.s). Itu, tak lain karena suara agung kala itu telah bertitah,

*Sekali-kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya, Rabb-ku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku* (QS. Asy-Syu’ara: 62)

Ketika bersembunyi dari kejaran kaum kafir dalam sebuah gua, Nabi Muhammad s.a.w yang ma’shum mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada bersama mereka. Sehingga, rasa aman, tentram dan tenang pun datang menyelimuti Abu Bakar.

Mereka yang terpaku pada waktu yang terbatas dan kondisi yang (mungkin) sangat kelam, umumnya hanya akan merasakan kesusahan, kesengsaraan, dan keputusasaan dalam hidup mereka. Itu, karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar dan pintu-pintu rumah mereka. Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai kebelakang tabir dan berpikir lebih jauh tentang hal-hal yang berada diluar pagar rumahnya.

Maka dari itu, jangan pernah merasa terhimpit sejengkalpun, karena setiap keadaan pasti berubah. Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar. Betapapun, hari demi hari akan terus bergulir, tahun demi tahun akan selalu berganti, malam demi malam pun datang silih berganti. Meski demikian, yang gaib akan tetap tersembunyi, dan Sang Maha Bijaksana tetap pada keadaan dan segala sifat-Nya. Dan Allah mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah itu semua. Tetapi sesungguhnya, setelah kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan..

Qadha dan Qadar

*Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan dia telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya* (QS. Al-Hadid: 22)

Tinta pena telah mengering, lembaran-lembaran catatan ketentuan telah disimpan, setiap perkara telah diputuskan dan takdir telah ditetapkan. Maka,

*Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami* (QS. At-Taubah: 51)

Apa yang membuat anda benar, maka tak akan membuat anda salah. Sebaliknya, apa yang membuat anda salah, maka tidak akan membuat anda benar.

Jika keyakinan tersebut tertanam kuat pada jiwa anda dan kukuh bersemayam dalam hati anda, maka setiap bencana akan menjadi karunia, setiap ujian menjadi anugrah, dan setiap peristiwa menjadi penghargaan dan pahala.

*Barangsiapa yang oleh Allah dikehendaki menjadi baik maka ia akan diuji oleh-Nya* (Al-Hadist)

Karena itu, jangan pernah merasa gundah dan bersedih dikarenakan suatu penyakit, kematian yang semakin dekat, kerugian harta, atau rumah terbakar. Betapapun, sesungguhnya Sang Maha Pencipta telah menentukan segala sesuatunya dan takdir telah bicara. Usaha dan upaya dapat sedemikian rupa, tetapi hak untuk menentukan tetap mutlak milik Allah. Pahala telah tercapai, dan dosa sudah terhapus. Maka, berbahagialah orang-orang yang tertimpa musibah atas kesabaran dan kerelaan mereka terhadap Yang Maha Mengambil, Maha Pemberi, Maha Mengekang lagi Maha Lapang.

*Dan tidak ditanya apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanya* (QS. Al-Anbiya: 23)

Syaraf-syaraf anda akan tetap tegang, kegundahan jiwa anda tak akan reda, dan kecemasan di dada anda tak akan pernah sirna, sebelum anda benar-benar beriman terhadap qadha dan qadar.

Tinta pena telah mengering bersamaan dengan semua hal yang akan anda temui. Maka, janganlah biarkan diri anda larut dalam kesedihan. Jangan mengira diri anda sanggup melakukan segala upaya untuk menahan tembok yang akan runtuh, membendung air yang akan meluap, enahan angin agar tak bertiup, atau memelihara kaca agar tak pecah. Adalah tak benar bila semua itu dapat terjadi dengan paksaanku dan paksaanmu, karena apa yang telah digariskan akan terjadi. Setiap ketentuan akan berjalan dan semua keputusan akan terlaksana. Demikianlah “orang bebas memilih; boleh percaya dan tidak”

Anda harus menyerahkan semua hal kepada takdir agar tak ditindas oleh bala tentara kebencian, penyesalan dan kebinasaan. Dan, percayalah dengan kebenaran qadha sebelum anda dilanda banjir penyesalan! Dengan begitu, jiwa anda akan tetap tenang menjalani segala daya upaya dan cara yang memang harus ditempuh. Dan bila kemudian terjadi hal-hal yang tidak anda inginkan, maka itupun merupakan bagian dari ketentuan yang memang harus terjadi. Jangan pula pernah berandai, “seandainya saja aku melakukan seperti ini, niscaya akan begini dan begini jadinya”. Tapi katakanlah, “Allah telak menakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki akan Dia lakukan”. (Al-Hadist)

Jangan Latah!

Yakni, jangan mudah mengenakan dan meniru-niru ciri kepribadian umat lain. Karena, itu akan menjadi petaka yang tak mudah reda bagimu. Orang-orang yang lupa dengan dirinya sendiri, suaranya, gerakan tubuhnya, ucapannya, kemampuannya, dan kondisinya sendiri, kebanyakan akan meniru-niru budaya bangsa lain. Dan, itulah yang disebut dengan latah, mengada-ada, berpura-pura, dan membunuh paksa bentuk dan wujud dirinya sendiri.

Sejak zaman Nabi Adam hingga makhluk terakhir ciptaan Allah, tak pernah ada dua orang yang sama persis rupanya. Maka, mengapa masih ada orang-orang yang memaksa diri untuk menyamakan perilaku dan kepribadian dengan bangsa lain?

Anda merupakan sesuatu yang lain daripada yang lain. Tak ada seorang pun yang menyerupai anda dalam catatan sejarah kehidupan ini. Belum pernah ada seorang pun yang diciptakan sama dengan anda, dan tidak akan pernah ada orang yang akan serupa dengan anda dikemudian hari.

Anda sama sekali berbeda dari Zaid dan ‘Amr. Karenanya, jangan memaksakan diri untuk berbuat latah dan meniru-niru kepribadian orang lain!

Tetaplah berpijak dan berjalan pada kondisi dan karakter anda sendiri.

*Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing)* (QS. Al-Baqarah: 60)

*Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka, berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan* (QS. Al-Baqarah: 148)

Hiduplah anda sebagaimana anda diciptakan; jangan mengubah suara, mengganti intonasinya, dan jangan pula merubah cara berjalan anda! Tuntunlah diri anda dengan wahyu Ilahi, tetapi juga jangan melupakan kondisi anda dan membunuh kemerdekaan anda sendiri.

Anda memiliki corak dan warna tersendiri. Dan kami menginginkan agar anda tetap seperti itu; dengan corak dan warna anda sendiri. Sebab anda memang diciptakan demikian adanya. Kami mengenal anda seperti itu, maka jangan pernah latah dengan meniru-niru orang lain.

Umat manusia-dengan pelbagai macam tabiat dan wataknya-seperti alam tumbuhan: ada yang manis dan asam, dan ada yang panjang dan pendek. Dan seperti itulah seharusnya umat manusia. Jika anda seperti pisang, anda tak perlu merubah diri menjadi jambu, sebab harga dan keindahan anda akan tampak jika anda menjadi pisang.

Begitulah, seharusnya perbedaan warna kulit, bahasa, dan kemampuan kita masing-masing merupakan tanda-tanda kebesaran Sang Pencipta. Karena itu, jangan sekali-kali mengingkari tanda-tanda kebesaran-Nya.

Isi waktu luang dengan berbuat!

Orang-orang yang banyak menganggur dalam hidup ini, biasa akan menjadi penebar isu dan desas desus yang tak bermanfaat. Itu karena akal pikiran mereka selalu melayang-layang tak tahu arah. Dan,

*Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang* (QS. At-Taubah: 87)

Saat paling berbahaya bagi akal adalah manakala pemiliknya menganggur dan tak berbuat apa-apa. Orang yang seperti itu, ibarat mobil yang berjalan dengan kecepatan tinggi tanpa sopir, akan mudah oleng ke kanan dan ke kiri.

Bila pada suatu hari anda mendapatkan diri anda menganggur tanpa kegiatanm bersiaplah bersedih, gundah, dan cemas! Sebab, dalam keadaan kosong itulah pikiran anda akan menerawang kemana-mana; mulai dari mengingat kegelapan masa lalu, menyesali kesialan masa kini, hingga mencemaskan kelamnya masa depan yang belum tentu anda alami. Dan itu, membuat akal pikiran anda tak terkendali dan mudah lepas kontrol. Maka dari itui, saya nasehatkan kepada anda dan diriku sendiri bahwa mengerjakan amalan-amalan yang bermanfaat adalah lebih baik daripada terlarut dalam kekosongan yang membinasakan. Singkatnya, membiarkan diri dalam kekosongan itu sama halnya dengan bunuh diri dan merusak tubuh dengan narkoba.

Waktu kosong itu tak ubahnya dengan siksaan halus ala penjara cina; meletakkan si narapidana di bawah pipa air yang hanya dapat meneteskan air satu tetes setiap menit selama bertahun-tahun. Dan dalam masa penantian yang panjang itulah, biasanya seorang napi akan menjadi stres dan gila.

Berhenti dari kesibukan itu kelengahan, dan waktu kosong adalah pencuri yang culas. Adapun akal anda, tak lain merupakan mangsa empuk yang siap dicabik-cabik oleh ganasnya terkaman kedua hal tadi; kelengahan dan si”pencuri”.

Karena itu bangkitlah sekarang juga. Kerjakan shalat, baca buku, bertasbih, mengkaji, menulis, merapikan meja kerja, merapikan kamar, atau berbuatlah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain untuk mengusir kekosongan itu! Ini, karena aku ingin mengingatkan anda agar tidak berhenti sejenak pun dari melakukan sesuatu yang bermanfaat.

Bunuhlah setiap waktu kosong dengan ‘pisau’ kesibukan! Dengan cara itu, dokter-dokter dunia akan berani menjamin bahwa anda telah mencapai 50% dari kebahagiaan. Lihatlah para petani, nelayan, dan para kuli bangunan! Mereka dengan ceria mendendangkan lagu-lagu seperti burung-burung di alam bebas. Mereka tidak seperti anda yang tidur diatas ranjang empuk, tetapi selalu gelisah dan menyeka air mata kesedihan.

Berbuat baik terhadap orang lain, melapangkan dada

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan seramah wujudnya, dan kebaikan sebaik rasanya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua itu adalah mereka yang melakukannya. Mereka akan merasakan “buah”nya seketika itu juga dalam jiwa, akhak, dan nurani mereka. Sehingga, mereka pun selalu lapang dada, tenang, tentram dan damai.

Ketika diri anda diliputi kesedihan dan kegundahan, berbuat baiklah terhadap sesama manusia, niscaya anda akan mendapat ketentraman dan kedamaian hati. Sedekahilah orang yang papa, tolonglah orang-orang yang terzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya anda akan merasakan kebahagiaan dalam semua sisi hidup anda!

Perbuatan baik itu laksana kebaikan yang tidak hanya akan mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada disekitarnya. Dan manfaat psikologis dari kebajikan itu terasa seperti obat-obat manjur yang tersedia di apotik orang-orang yang berbaik hati dan bersih.

Menebar senyum manis kepada orang-orang yang “miskin akhlak” merupakan sedekah jariyah. Ini, tersirat dalam tuntunan akhlak yang berbunyi, “... meski engkau hanya menemui saudaramu dengan wajah berseri.” (Al-Hadist)

Sedang kemuraman wajah merupakan tanda permusuhan sengit terhadap orang lain yang hanya diketahui terjadinya oleh Sang Maha Gaib.

Seteguk air yang diberikan seorang pelacur kepada seekor anjing yang kehausan dapat membuahkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Ini merupakan bukti bahwa Sang Pemberi pahala adalah Dzat Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Wahai orang-orang yang merasa terancam oleh himpitan kesengsaraan, kecemasan da kegundahan hidup, kunjungilah taman-taman kebajikan, sibukkan diri kalian dengan memberi, mengunjungi, membantu, menolong dan meringankan beban sesama. Dengan semua itu, niscaya kalian akan mendapatkan kebahagiaan dalam semua sisinya; rasa, warna, dan juga hakekatnya.

*Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikat kepadanya yang harus dibalasnya. Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Rabbnya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan* (QS. Al-Lail :19-20)

Kamis, 10 Juli 2008

Jangan Mengharap "Terima Kasih" dari Seseorang

Allah menciptakan para hamba agar selalu mengingat-Nya, dan Dia menganugerahkan rezeki kepada setiap makhluk ciptaan-Nya agar mereka bersyukur kepada-Nya. Namun, mereka justru banyak menyembah dan bersyukur kepada selain Dia.

Tabiat untuk mengingkari, membangkang, dan meremehkan suatu kenikmatan adalah penyakit yang umum menimpa jiwa manusia. Karena itu, anda tak perlu heran dan resah bila mendapatkan mereka mengingakari kebaikan yang pernah anda berikan, mencampakkan budi baik yang telah anda tunjukkan. Lupakan saja bakti yang telah anda persembahkan. Bahkan tak usah resah bila mereka sampai memusuhi anda dengan sangat keji dan membenci anda sampai mendarah daging, sebab semua itu mereka lakukan adalah justru karena anda telah berbuat baik kepada mereka.

*Dan, mereka tidak mencela(Allah dan Rasul-Nya) kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka* (QS. At-Taubah:74)

Coba anda buka kembali catatan dunia tentang perjalanan hidup ini! Dalam salah satu babnya diceritakan: syahdan, seorang ayah telah memelihara anaknya dengan baik. Ia memberikan makan, pakaian dan minum, mendidiknya hingga menjadi orang pandai, rela tidak tidur demi anaknya, rela untuk tidak makan asal anaknya kenyang, dan bahkan, mau bersusah payah agar anaknya bahagia. Namun apa lacur, ketika sudah berkumis lebat dan kuat tulang-tulangnya, anak itu bagaikan anjing galak yang selalu menggonggong kepada orang tuanya. ia tak hanya berani menghina, tetapi juga melecehkan, acuh tak acuh, congkak, dan durhaka terhadap orang tuanya. Dan semua itu, ia tunjukkan dengan perkataan dan juga tindakan.

Karena itu, siapa saja yang kebaikannya di abaikan dan di lecehkan oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya,sudah seyogyanya menghadapi semua itu dengan kepala dingin.Dan,ketenangan seperti itu akan mendatangkan balasan pahala dari Dzat Yang perbendaharaan-Nya tidak habis dan sirna.

Ajakan ini bukan untuk menyuruh anda meninggalkan kebaikan yang telah anda lakukan selama ini, atau agar anda sama sekali tidak berbuat baik kepada orang lain. Ajakan ini hanya agar anda tak goyah dan terpengaruh sediktpun oleh kekejian dan pengingkaran mereka atas semua kebaikan yang telah anda perbuat.Dan janganlah anda pernah bersedih dengan apa saja yang mereka perbuat.

Berbuatlah kebaikan hanya demi Allah semata, maka anda akan menguasai keadaan, tak akan pernah terusik oleh kebencian mereka, dan tidak pernah merasa terancam oleh perlakuan keji mereka. Anda harus bersyukur kepada Allah karena dapat berbueat baik ketika orang-orang di sekitar anda berbuat jahat. Dan, ketahuilah bahwa tangan di atas itu lebih baik dari tangan yang di bawah.

*Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhoan Allah.Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu dan tidak pula ( ucapan ) terima kasih* (QS.Al-Insan : 9 )

Masih banyak orang berakal yang sering hilang kendali dan menjadi kacau pikirannya saat menghadapi kritikan atau cercaan pedas dari orang-orang sekitarnya.Terkesan, nereka seolah-olah belum pernah mendengar wahyu Ilahi yang menjelaskan dengan gamblang tentang perilaku golongan manusia yang selalu mengingkari Allah. Dalam wahyu itu dikatakan :

* Tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia ( kembali ) melalui ( jalannya yang sesat ), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk ( menghilangkan )bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan * ( QS. Yunus : 12 )

Anda tak perlu terkejut manakala menghadiahkan sebatang pena kepada orang bebal, lalu ia memakai pena itu untuk menulis cemoohan kepada anda. Dan anda tak usah kaget, bila orang yang anda beri tongkat untuk menggiring domba gembalaannya justru memukulkan tongkat itu ke kepala anda. Itu semua adalah watak dasar manusia yang selalu mengingkari dan tak pernah bersyukur kepada Penciptanya sendiri Yang Maha Agung nan Mulia. Begitulah, kepada Tuhannya saja mereka berani membangkang dan mengingkari,maka apalagi kepada saya dan anda

Cara Mudah Menghadapi Kritikan Pedas

Sang Pencipta dan Pemberi rezeki Yang Maha Mulia, acapkali mendapat cacian dan cercaan dari orang-orang pandir yang tak berakal. Maka, apalagi saya, anda dan kita sebagai manusia yang selalu terpeleset dan salah. Dalam hidup ini, terutama jika anda seseorang yang selalu memberi, memperbaiki, mempengaruhi dan berusaha membangun, maka anda akan selalu menjumpai kritikan-kritikan yang pedas dan pahit. Mungkin pula, sesekali anda akan mendapat cemoohan dan hinaan dari orang lain.

Dan mereka tidak akan pernah diam mengkritik anda sebelum anda masuk ke dalam liang bumi, menaiki tangga ke langit dan berpisah dengan mereka. Adapun bila anda masih berdiri ditengah-tengah mereka, maka akan selalu ada perbuatan mereka yang membuat anda bersedih dan meneteskan air mata, atau membuat tempat tidur anda selalu terasa gerah.

Perlu diingat orang yang duduk diatas tanah tak akan pernah jatuh, dan manusia tidak akan pernah menendang anjing yang sudah mati. Adapun mereka, marah dan kesal kepada anda adalah mungkin anda mengungguli mereka dalam hal kebaikan, keilmuan, atau harta. Jelasnya anda dimata mereka adalah orang berdosa yang tak terampuni sampai anda melepaskan semua karunia dan nikmat Allah yang ada pada diri anda, atau sampai anda meninggalkan semua sifat terpuji dan nilai-nilai luhur yang selama ini anda pegang teguh. Dan menjadi orang yang bodoh, pandir dan tolol adalah yang mereka inginkan dari diri anda.

Oleh sebab itu, waspadalah terhadap apa yang mereka katakan. Kuatkan jiwa untuk mendengar kritikan, cemoohan dan hinaan mereka. Bersikaplajh laksana batu cadas; tetap kokoh berdiri meski diterpa butiran-butiran salju yang menderanya setiap saat, dan ia justru semakin kokoh karenanya. Artinya, jika anda merasa terusik dan terpengaruh oleh kritikan dan cemoohan mereka, berarti anda telah meluluskan keinginan mereka untuk mengotori dan mencemarkan kehidupan anda. Padahal, yang terbaik adalah menjawab atau merespon kritikan mereka dengan menunjukkan akhlak yang baik. Acuhkan saja mereka, dan jangan pernah merasa tertekan oleh setiap upadaya mereka untuk menjatuhkan anda. Sebab, kritikan mereka yang menyakitkan itu pada hakekatnya merupakan ungkapan penghormatan untuk anda. Yakni, semakin tinggi derajat dan posisi yang anda duduki, maka akan semakin pedas pula kritikan itu.

Betapapun, anda kesulitan membungkam mulut nereka dan menahan gerakan lidah mereka. Yang anda mampu hanya mengubur dalam-dalam setiap kritikan mereka, mengabaikan solah polah mereka pada anda, dan cukup mengomentari setiap perkataan mereka sebagaimana yang diperintahkan Allah,

*Katakanlah (kepada mereka):"Matilah kamu karena kemarahanmu itu."* (QS. Ali-Imran: 119)

Bahkan anda juga dapat 'menyumpal' mulut mereka dengan 'potongan-potongan daging' agar diam seribu bahasa dengan cara memperbanyak keutamaan, memperbaiki akhlak, dan meluruskan setiap kesalahan anda. Dan, bila anda ingin diterima oleh semua pihak, dicintai semua orang, dan terhindar dari cela, berarti anda telah menginginkan sesuatu yang mustahil terjadi dan mengangankan sesuatu yang terlalu jauh untuk diwijudkan.

Biarkan Masa Depan Datang Sendiri

*Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya* (QS. An-Nahl :1)

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Apakah anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan, atau memetik buah-buahan sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan bencana-bencana yang bakal ada didalamnya? Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?

Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyebrangi sebuah jembatan sebelum sampai di atasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu. Bisa jadi kita akan terhenti jalan kita sebelum sampai ke jembatan itu, atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita samapi diatasnya. Dan bisa jadi pula, kita akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyebranginya.

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka-buka alam gaib, dan kemudian terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru diduga darinya, adalah yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk thulul amal (angan-angan yang terlalu jauh). Secara nalar, tindakan itupun tak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia didunia ini justru banyak yang termakan oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit dan krisis ekonomi yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal, semua itu hanyalah bagian dari kurikulum yang diajarkan di "sekolah-sekolah setan".

*Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia* (QS. Al-Baqarah :286)

Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah yang menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit selama setahun, dan memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal, orang yang sadar bahwa usia hidupnya berada di 'genggaman yang lain' tentu tidak akan menggadaikannya untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu kapan akan mati, tentu salah besar bila justru menyibukkan diri dengan sesuatu yang belum ada dan tak berwujud.

Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menantikan serangan petakanya. Sebab hari ini anda sudah sangat sibuk.

Jika anda heran, maka lebih mengherankan lagi orang-orang yang berani menembus kesedihan suatu masalah yang belum tentu matahari terbit didalamnya dengan bersedih pada hari ini. Oleh karena itu, hindarilah angan-angan yang berlebihan.

Selasa, 08 Juli 2008

Hari Ini Milik Anda

Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari ini saat mataharinya menyinari anda, dan siangnya menyapa anda inilah hari anda.

Umur anda, mungkin tinggal hari ini. Maka anggaplah masa hidup anda hanya hari ini, atau seakan-akan anda dilahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu hidup anda tidak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.

Pada hari ini pula, sebaiknya anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras. Dan pada hari inilah, anda harus bertekad mempersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu', bacaan Al-Qur'an yang sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, serta perbuatan baik terhadap sesama.

Pada hari dimana anda hidup saat inilah sebaiknya anda membagi waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyak-banyaknya pada hari itu. Dan, persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari itu. Ber-istighfarlah untuk semua dosa, ingatah selalu kepada-Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalan menuju alam keabadian, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahgiaan! Terimalah rezeki, istri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan anda setiap hari dengan keridhaan.

*Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur* (QS. Al-A'raf: 144)

Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian, dan kebencian.

Jangan lupa, hendaklah anda goreskan pada dinding hati anda satu kalimat (bila perlu diatas meja kerja anda): Harimu adalah hari . Yakni, bila hari ini anda dapat memakan nasi hangat yang harum baunya, maka apakah nasi basi yang telah anda makan kemaren atau nasi hangat esok hari (yang belum tentu ada) itu akan merugikan anda?

Jika anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa anda harus bersedih atas air asin yang anda minum kemarin, atau mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum terjadi?

Jika anda percaya pada diri sendiri, serta memiliki semangat dan tekad yang kuat, anda akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip: aku hanya akan hidup hari ini. Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan.

Dan, itu akan membuat anda berkata dalam hati, "Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak pernah mencela, menghardik dan juga membicarakan kejelekan orang lain. Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan berantakan. Dan karena hanya ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur kata dan tindak tandukku".

Karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna mungkin, membekali diri dengan shalat-shalat sunah nafilah, berpegang teguh pada Al-Qur'an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat.

Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya', dan buruk sangka.

Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengeluarkan tangan kepada siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mangantarkan jenazah, menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makanan orang yang kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu orang yang dizolimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang alim, menyayangi anak kecil, dan berbakti kepada orang tua.

Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan, "Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku tak akan pernah menangisi kepergiaanmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetikpun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak akan pernah kembali lagi".

"Wahai masa depan, engaku masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tidak akan memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satupun darinya yang dapat disebutkan".

"Hari ini milik anda", adalah ungkapan yang paling indah dalam "kamus kebahagiaan". Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan.

Yang Lalu Biarlah Berlalu

Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudia bersedih atas nestapa dan kegagalan di dalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.

Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam "ruang" penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam "penjara" pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan didalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tidak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau dibawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri anda dari bayangan masa lalu! Apakah anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ketempatnya terbit, seorok bayi keperut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan anda dengan masa lalu, keresahan anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.

Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dala Al-Qur'an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang mereka telah lakukan, Allah telah mengatakan, "itu adalah umat yang lalu". Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kebali roda sejarah.

Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.

Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini "Mengapa engkau tidak menarik gerobak?"

"Aku benci khayalan" jawab keledai

Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu , niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.

Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap khafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!

Pikirkan dan Syukurilah

Artinya, ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada anda. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki.

*Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya* (QS. Ibrahim: 34)

Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, anda memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan, tetapi tidak pernah mengetahuinya.

*Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin* (QS. Luqman: 20)

Anda memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.

*Dan nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?* (QS. Ar-Rahman:13)

Apakah anda mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus menerus tiada henti? Apakah anda mengira bahwa berdiri tegak diatas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah?

Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara disekitar anda masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah anda merasa nista manakala dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang disekitar anda yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?

Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan anda dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata anda yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit anda yang terbebas dari penyakit lepra dan supak. Dan renungkanlah betapa dahsyatnya fungsi otak anda yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.

Apakaha anda ingin menukarkan mata anda dengan emas setinggi mount everest, atau menjual pendengaran anda seharga berlian satu bukit? Apakah anda mau membeli rumah dan mobil mewah dengan lidah anda sehingga anda menjadi bisu? Maukah anda menukar kedua tangan anda dengan untaian mutiara, sementara tangan anda buntung?

Begitulah, sebenarnya anda berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempurnaan tubuh, tetapi anda tidak menyadarinya. Anda tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisah, meskipun anda masih mempunya nasi hangat untuk dimakan, air segar untuk diminum, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat.

Anda acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga anda pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa anda mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal sesungguhnya anda masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan penghantar kebahagiaan, karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya. Maka pikirkanlah semua itu dan syukurilah!

*Dan pada dirimu sendiri, Maka apakah kamu tidak memperhatikan* (QS. Adz-Dzariyat: 21)

Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling anda . Dan janganlah termasuk golongan

*Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya* (QS. An-Nahl: 83)